Hari itu adalah hari Sabtu sebulan setelah peristiwaku di vila bersama Pak Alex dan Deni, selama ini gw belum ke sana lagi akibat kesibukan kuliahku. Hari Sabtu itu gw pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Minggunya libur dan Seninnya tanggal merah. Kali ini gw tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Lissa dan Indri , kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang, satu lagi si Diah yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.
Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, Lissa dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka karena Lissa tidak sulit diajak naik ranjang karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP. Sedangkan Indri mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang Indri , bodynya pun tidak kalah dari Lissa walaupun buah dada nya lebih kecil, namun dibalik wajah imutnya ternyata Indri termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Sedangkan gw sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek seperti apa gw ini dari cerita-ceritaku dulu.
Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party atau sex party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari. Waktu itu Lissa protes karena gw tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indri yang ikut mendukung Lissa karena pacarnya juga tidak boleh diajak.
Emangnya lu ngundang siapa aja sih Ci, masa si Silvi aja ga boleh ikutan? kata Indri .
Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih timpal Lissa.
Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh.
Gw ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah gw merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Alex dan Deni.
Kemarinnya gw memang sudah mengabari Pak Alex lewat telepon bahwa gw besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Alex tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Alex seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Lissa yang hari itu pakaiannya seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Dia kusuruh keluar dulu sampai gw memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Deni. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indri yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.
Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk ajakku pada mereka.
Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya.
Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana? tegur Indri .
Iya Ci, lagian kan kalo si tua Alex itu dateng gimana tuh sambung Lissa.
Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Alex udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti bujukku sambil menarik tangan Lissa.
Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Lissa baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, gw membantu Indri yang masih agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun.
Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air gw naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono.
Ci, sekalian ambilin kita minum yah pinta Lissa.
Gwpun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.
Ok, it's the showtime gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini. Gw segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Alex dan Deni segera kesini karena pesta akan segera dimulai.
Iya neng, kita segera ke sana sahut Deni sambil menutup gagang telepon.
Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Gw yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.
Wah udah ga sabaran nih, daritadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng kata Pak Alex.
Pokoknya yang rambutnya dikuncir itu buat saya dulu yah neng ujar Deni merujuk pada Indri .
Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok kataku yang penting sekarang surprise buat mereka dulu.
Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Lissa. Gw berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indri sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Lissa masih berendam di air.
Ver, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih pintaku padanya.
Lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana.
Gw masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Alex dan Deni yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus. Tak lama kemudian Lissa memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.
Kenapa Ci, ada perlu apa emang? tanyanya.
Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka.
Sebelum Lissa sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Lissa yang terkejut tentu saja meronta-ronta, namun pemberontakan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.
Pak Alex dengan gemas meremas buah dada kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Deni berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Lissa.
Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng komentar Deni sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Lissa, diperlakukan seperti itu Lissa cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Alex begitu kokoh.
Hei, jangan rakus dong Tar, dia kan buat Pak Alex, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana kataku padanya.
Mengingat kembali sasarannya semula, Deni menurunkan kembali kaki Lissa dan bergegas menuju ke kolam.
Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu godaku.
Setelah Deni keluar tinggallah kami bertiga di kamarku. Pak Alex langsung menghempaskan dirinya bersama Lissa ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indri dari kolam, gw melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indri terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Deni. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Deni, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya.
Jangan.. tolong! jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Deni.
Deni dengan santai membawa Indri ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indri terus berontak saat Deni menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya. Sekuat apapun Indri tentu saja bukan tandingan Deni yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indri mengendur setelah Deni mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Deni menggerayangi tubuh Indri , tapi gw dapat melihat Deni memeluk erat Indri sambil melumat bibirnya.
Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku. Gw lalu menghampiri Pak Alex dan Lissa untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indri , Lissa juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Alex. Waktu gw menghampiri mereka Pak Alex sedang menjilati paha mulus Lissa sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada buah dada dan kemaluan Lissa.
Aduh Ci.. tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini.. ahh! kata Lissa ditengah desahannya.
Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong kataku seraya melumat bibirnya.
Gw berpagutan dengan Lissa beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Alex mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas buah dada Lissa secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Lissa tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
Hhhmmhh.. tetek Neng Lissa ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng kata Pak Alex disela aktivitasnya.
Memang sih diantara kami bereempat, buah dada Lissa termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok kontol mereka diantara himpitannya. Pak Alex pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Lissa ditelan olehnya.
Puas menetek pada Lissa, Pak Alex bersiap memasuki vagina Lissa dengan kontolnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Lissa dia memegang kontolnya untuk diarahkan ke liang itu.
Ouch.. sakit Ver, duh kasar banget sih babu lu Lissa meringis dan mencengkram lenganku waktu kontol super Pak Alex mendorong-dorongkan kontolnya dengan bernafsu.
Tahan Ver, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja kataku sambil meremasi kedua buah dada nya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Alex.
Pak Alex menyodokkan kontolnya dengan keras sehingga Lissa pun tidak bisa menahan jeritannya, Lissa kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak Alex mulai menggarap Lissa dengan genjotannya. Gw merasakan tangan Lissa menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh..gw mendesah merasakan jari-jari Lissa menggerayangi kemaluanku.
Gw lalu naik ke wajah Lissa berhadapan dengan Pak Alex yang sedang menggenjotnya. Lissa langsung menjilati kemaluanku dan Pak Alex menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Lissa, dia meraih buah dada ku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai gw meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok buah dada yang satunya. Gw yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga payudaraku pun makin membusung Indri . Ternyata dia tidak langsung mencaplok buah dada ku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Gw merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Lissa pada Memek gw membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Lissa juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.
Gw mendesah tak karuan merasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Alex merambat naik dari dadgw hingga hinggap di bibirku, kami berciuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.
Aahh.. oohh.. gua dah mau.. Pak! erang Lissa bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas.
Melihat reaksi Lissa, Pak Alex semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Gw sendiri tidak merasa akan segera menyusul Lissa, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan gw dan Lissa mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Lissa. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Alex semakin liar.
Setelah gw ambruk ke samping, Pak Alex menindih Lissa dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Lissa, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi buah dada montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.
Hhmmpphh.. sluurrpp.. cup.. cup.. demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Alex cukup pengertian akan kondisi Lissa yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir Memek gw dan menyentuhkan kepala kontolnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke Memek gw . Gw mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu.
Permainan Pak Alex sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Gw meraih tangannya untuk meremasi buah dada ku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Lissa terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya gw dikocok dengan kontol sedangkan Lissa dikocok dengan jari-jarinya. Lissa membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Alex bermain lebih leluasa.
Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak banget! ceracauku sambil merem-melek.
Oohh.. terus Pak.. kocok terus Lissa terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.
Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. udah mau gw mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks.
Neng Citra.. Neng Lissa.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh geramnya dengan mempercepat gerakkannya.
Kontol itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan kontolnya dari Memek gw dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Lissa berlutut dan mengoral kontolnya yang berlumuran cairan cintaku. Lissa berlutut mengemut kontol basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Gw bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Lissa menikmati kontol Pak Alex. Lissa mengemut batangnya, gw mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati sosis itu.
Di tengah kulumannya mendadak Lissa merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Alex mencabut kontolnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, kontol itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan
Sabar, sabar dong neng, bisa putus kont*l bapak kalo rebutan gini katanya terbata-bata.
Setelah tidak ada yang keluar lagi Lissa menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Alex jatuh tepat di dada Lissa.
Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indri dan Deni. Gw tiba di kolam melihat Deni sedang menggarap tubuh mungil Indri . Di daerah dangkal Indri dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Deni dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot kontolnya pada vagina Indri . Kedua buah dada Indri bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Deni yang buruk rupa tapi bisa ngent*t dengan gadis seimut itu.
Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih? sapaku.
Edan Ci.. gua sampe klimaks tiga kali.. aahh! desah Indri tak karuan.
Neng.. temennya enak banget, udah cantik, mem*knya seret lagi komentar Deni sambil terus menggenjot.
Indri tak kuasa menahan rintihannya setiap Deni menusukkan kontolnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan kontol penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Deni menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indri naik turun berkali kali mengikuti gerakan Deni. Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam. Setelah menaklukkan Indri , Deni memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.
Sini neng, mendingan dipuasin pake kont*l saya aja daripada ngocok sendiri .
Gwpun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya gw dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya.
Gila nih kont*l, masih keras juga..udah keluar berapa kali tadi? tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih lapar itu.
Baru sekali tadi.. abis saya masih nungguin neng sih godanya saambil nyengir.
Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, gw melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya gw pada lantai di tepi kolam, disebelah Indri yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung.
Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telinggw juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpIndri melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Deni ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala kontolnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Deni mengehentakkan pinggulnya hingga kontolnya tertanam semua dalam Memek gw . Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Gw hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.
Kalau dibandingkan dengan Pak Alex, memang sodokan Deni lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Alex yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu. Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong gw melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga.. ternyata si Lissa, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai buah dada nya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis. Adegan itu ditambah serangan Deni yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga payudaraku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Gw merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Deni memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar.
Susah payah gw bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, gwpun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Deni yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Gw berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua buah dada ku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Lissa dan Pak Alex sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indri yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya.
Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Lissa, filenya akan disimpan dalam komputer Lissa untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas. Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Alex dan Deni kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Gw mulai membagikan kartu dan permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Indri melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Indri .
Indri sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Deni menyusupkan tangannya ke kimono Indri meraih buah dada nya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Alex menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Indri dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu. Perlakuan ini membuat rontaan Indri terhenti, kini dia malah mengelus-elus kontol Deni yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Alex dan dadanya diremas Mulkas. Gw melihat lidah Pak Alex menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Indri , lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Indri tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan kontol Deni ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak dilewatkan Lissa dengan kamera-HP nya.
Indri terengah-engah melayani kontol super Deni, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Lissa sebagai juru kameranya. Pak Alex yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu pada bibir kemaluan Indri , sebagai pemanasan sebelum memasukinya. Kemulusan tubuh Indri terpampang begitu Deni menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Alex mempergencar rangsangannya dengan menciumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Indri yang sudah kesurupan setan seks itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu
Ahh.. awww.. Pak enak banget.. masukin aja sekarang! rintihnya manja sambil meraih kontol Pak Alex yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.
Pak Alex pun mendorong kontol itu membelah kedua belahan kemaluan Indri diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai gw dibuat merinding mendengarnya. Gw mengeluarkan buah dada kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Lissa yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Indri nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Deni yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua buah dada nya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Deni, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Indri tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada kontol Deni.
Serangan Pak Alex pada vagina Indri semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat.
Aaakhh..aahh! jerit Indri dengan melengkungkan tubuhnya ke atas.
Indri telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Alex yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Lissa, difokuskan terutama pada wajah Indri yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Deni menaikkan Indri ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Indri dikocok oleh kontol Deni. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Deni. Deni yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Indri menikmati pijatan kemaluannya. Pak Alex mengistirahatkan kontolnya sambil menyusu dari kedua buah dada Indri secara bergantian. Gw semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam Memek gw saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.
Bosan dengan gaya berpangkuan, Deni berbaring telentang dan membiarkan Indri bergoyang di atas kontolnya. Kemudian dia menyuruh Lissa naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Lissa yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Deni tertutup oleh daster transparan Lissa, namun gw masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju buah dada nya. Pak Alex yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berciuman penuh nafsu. Dengan tetap berciuman Pak Alex memasukkan kontolnya ke Memek gw , cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi kontolnya keluar masuk dalam Memek gw hingga gw histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Gw cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi buah dada ku, mulutnya pun terus menjilati leherku. Gw masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari.
Gw melihat Deni masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Lissa sudah bertukar posisi dengan Indri . Sekarang mereka saling berhadapan, Lissa bergoyang naik turun diatas kontol Deni sambil berciuman dengan Indri yang mekangkangi wajah Deni. Indri membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Deni sampai terdengar suara sluurrpp.. sshhrrpp..Ketika gw sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya kontol itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Gw sudah setengah sadar ketika Pak Alex menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Indri sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.
Sebelum tak sadarkan diri gw masih sempat melihat Deni menyodomi Lissa yang masih dalam gaun transparan yang sudah berantakan, tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk gw pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Lissa maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya gw terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan gw hanya mendapati Indri yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Indri untuk membangunkannya.
Gimana Dah.. puas semalem? tanyaku .
Gila gua dientotin sampe kelenger, barbar banget tuh dua orang, eh.. omong-omong pada kemana yang lain si Lissa juga ga ada?
Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk.. udah lengket gini ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.
Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Lissa dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Lissa sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Deni sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Alex berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus bekerja. Gw dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indri dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indri . Demikian juga Indri dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.
Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.
Uuhh.. Ci! dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit.
Tangan Indri yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Lissa dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indri mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian gw memutar badanku membelakangi Indri supaya bisa lebih nyaman menonton Lissa.
Gw melihat wajah horny Lissa yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Alex pada vaginanya, sementara Deni hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan kontolnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan. Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Lissa. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indri pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan buah dada ku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku. Perbuatan Indri yang mengobok-obok Memek gw dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu.
Gw masih menikmati jari-jari Indri bermain di Memek gw ketika Deni yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Lissa berjalan ke arahku, kontolnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di buah dada kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke buah dada kananku yang langsung dikenyotnya. Gw memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu gw merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke Memek gw . Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di Memek gw bukan lagi tangan Indri tapi kontol Deni yang sudah bangkit lagi. Kembali gw disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indri dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.
Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indri dan Lissa keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga gw dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu gw menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun.. ternyata mereka sedang bermain short time sambil menungguku.
Indri yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Alex menyodokinya dari belakang sambil memegangi buah dada nya yang tidak terbuka. Sementara di pintu mobil, Lissa berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Deni yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Deni menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi buah dada dan pantatnya.
Weleh.. weleh.. masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita kataku sambil geleng-geleng kepala.
Tenang neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok tanggap Pak Alex dengan terengah-engah.
Akhirnya setelah 15 menitan Pak Alex melepas kontolnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indri menjilatinya. Gw tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya gw berjongkok di sebelah Indri .
Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu.
Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Alex menggeram dan cepat-cepat kuberikan kontol itu pada Indri yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang sambil menekan kontolnya ke mulut Indri , Indri sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indri tidak terlalu lama mengisapnya.
Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah? ujar Lissa yang sudah merapikan kembali pakaiannya.
Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Diah yang hari ini absent!